Perbandingan Teknis Biosolar VS Pertamina Dex
Sekarang ini, mobil diesel sudah berubah. Karakter seperti lemot, boyo, dan sejenisnya sudah tak lagi terasa di mesin-mesin diesel modern. Namun, permasalahan baru muncul ketika mesin diesel masa kini menuntut "minuman bergizi" (direkomendasikan untuk bahan bakar diesel berkualitas), misalkan bahan bakar berstandar Euro 4/Euro 5. Padahal kualitas bahan bakar diesel di Indonesia yang paling mahal masih sebatas standar Euro 2/Euro 3. Selain itu, harga bahan bakar diesel di Indonesia cukup jauh selisih harganya untuk Pertamina Dex dibandingkan dengan Bio solar.
Sebagian pabrikan memang menyesuaikan setingan mesin agar dapat menggunakan kualitas BBM di Indonesia. Akan tetapi, banyak pengguna mobil bermesin diesel modern yang memaksa tunggangannya "menenggak" bahan bakar murah. Hal ini tidak disarankan oleh pabrikan dan sebagian bahkan melarang keras. Namun, pada nyatanya, sebagian "baik-baik saja" meskipun tak sedikit juga unik yang rusak akibat kesalahan semacam ini.
Nah, untuk memperdalam perbedaan antara bahan bakar diesel mahal (Pertamina Dex) dan murah (Biosolar), simak perbandingan teknis berikut ini.
Spesifikasi Biosolar
Per Agustus 2019, bahan bakar yang dijual oleh pertamina ini hanya dibanderol dengan harga Rp 5.150 saja. Sangat murah, dan hanya setengahnya dibandingkan dengan Pertamina Dex.
Berikut ini adalah spesifikasi teknis Biosolar berdasarkan data sheet Pertamina.

Dari spesifikasi di atas, diketahui bahan Biosolar hanya memiliki angka cetane/Cetane Number (CN) sebesar 48 poin saja. Angka yang cukup kecil dibandingkan bahan bakar diesel lainnya. Kandungan sulfurnya terlalu besar, yaitu 0,25 %m/m untuk saat ini (sekitar 2500 ppm). Padahal standar Euro 4/Euro 5 menerapkan besaran sulfur kurang dari 50 ppm. Viskositas pada suhu 40 derajat celsius adalah 2 s.d. 4,5 mm2/sec dengan residu karbon sebesar 0,1 %m/m. Titik nyala berada pada suhu 52 derajat celcius.
Baca Juga: Tips - Cara Menghemat Konsumsi BBM Mobil Anda
Spesifikasi Pertamina Dex
Pertamina Dex merupakan bahan bakar diesel terbaik di Indonesia saat ini (disamping Dex HQ yang hingga saat ini masih belum/jarang terlihat di SPBU-SPBU). Hanya saja, harganya cukup mahal. Lebih mahal dari pertamax dan dua kali lebih mahal dari Biosolar/Solar.
Berikut ini adalah spesifikasi teknis Pertamina Dex berdasarkan data sheet Pertamina.

Berdasarkan spesifikasi tersebut, dapat diketahui bahwa Pertamina Dex memiliki Angka Cetane/Cetane Number (CN) sebesar 53 poin. Kadar sulfurnya memang cukup rendah, hanya sekitar 500 ppm saja, meskipun masih belum bisa dikategorikan Euro 4/Euro 5 yang hanya 50 ppm. Viskositas pada suhu 40 derajat celsius adalah 2 s.d. 4,5 mm2/sec dengan residu karbon sebesar 0,3 %m/m. Titik nyala berada pada suhu 55 derajat celcius.
Kesimpulan Biosolar VS Pertamina Dex
- Pertamina Dex memiliki Cetane Number yang lebih besar sebanyak 5 poin. Ini adalah salah satu indikator kualitas BBM (seperti RON pada gasoline).
- Per tahun 2019 ini, kadar sulfur Biosolar sangat besar, mencapai 2500 ppm, sedangkan Pertamina Dex hanya 500 ppm. Namun, keduanya masih belum memenuhi standar Euro 4/Euro 5 yang mengharuskan kadar sulfur maksimum sebesar 50 ppm.
- Biosolar dianggap lebih kental merupakan mitos belaka. Terbukti keduanya memiliki viskositas yang sama dengan asumsi dalam kondisi yang sama-sama baik.
- Biosolar dianggap lebih kotor juga merupakan mitos tanpa dasar. Bahkan, residu karbon Biosolar lebih kecil yaitu 0,1 %m/m yang mana Pertamina Dex menghasilkan residu karbon tiga kali lebih banyak. Partikulat Pertamina Dex juga ada sebesar 10 mg/l.
- Titik nyala Biosolar berada pada temperatur yang lebih rendah, artinya lebih cocok untuk mesin dengan kompresi yang lebih rendah pula. Sebaliknya, titik nyala yang lebih tinggi pada Pertamina Dex lebih cocok untuk mesin dengan kompresi yang lebih tinggi.
Baca Juga: Performa Mobil Semakin Lemot dan Boros? Ini Penyebabnya.
Memaksakan Biosolar, Amankah?
Pada dasarnya, kami lebih menyarankan anda menggunakan bahan bakar diesel sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrikan. Namun, jika memang harus menggunakan Biosolar, beberapa indikator harus disesuaikan. Berikut ini adalah poin-poin yang harus disesuaikan:
- Untuk mengatasi Cetane Number Biosolar yang rendah, gunakan additif jenis "Cetane Booster" atau penambah angka cetane. Penambahan angka cetane yang lebih tinggi lebih baik. Minimal naikkan poin ini agar setara dengan Pertamina Dex, yaitu CN 53.
- Sulfur memang dapat melumasi bagian-bagian mekanikal mesin. Namun sifat asam pada sulfur ini juga dapat merusak komponen-komponen logam dalam mesin. Untuk mengurangi dampak sulfur berlebih ini, gunakan oli sintetis berkualitas yang bersifat basa alkali dengan spesifikasi TBN 10 sampai 11. Selain itu, persingkat periode waktu penggantian oli mesin.
- Lakukan penggantian filter bahan bakar lebih sering. Jika jadwal yang seharusnya per 20 ribu km, gantilah setiap 10 ribu km.
- Lakukan engine flush setiap dua atau tiga kali penggantian oli mesin dan gantilah filter oli juga.
- Tambahkan additif jenis "diesel fuel treatment" atau "diesel injector cleaner" setiap satu atau dua kali penggantian oli mesin.
Dengan penyesuaian berdasarkan poin-poin tersebut, Biosolar mungkin saja bisa diberikan pada diesel modern mobil anda. Namun, beberapa indikator memang sulit untuk disesuaikan, misalkan saja titik nyala Biosolar yang lebih rendah dan indikator-indikator lain yang belum disebutkan. Intinya, BBM sesuai dengan rekomendasi pabrik adalah pilihan yang paling aman.
-------------------------
Untuk Diskusi, Forum Jual Beli, dan Pertanyaan Lainnya, silakan kunjungi FORUM
No feedback yet
Form is loading...