Mengenal Perbedaan DOHC, SOHC, dan OHV; beserta Cara Kerjanya
Seringkali kita membandingkan mesin SOHC dan DOHC. Apa sih sebenarnya SOHC dan DOHC. Keduanya memiliki konstruksi masing-masing. Banyak yang mengatakan bahwa DOHC lebih baik dan lebih advance dari SOHC. Hal tersebut tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Masing-masing konstruksi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Lalu, bagaimana dengan OHV? Mesin OHV sudah mulai ditinggalkan. Mesin OHV digunakan oleh kijang lawas dan beberapa mobil lama. Namun, hingga saat ini, mesin OHV masih dilestarikan oleh Isuzu Panther.
Dual Overhead Camshaft (DOHC)
Mesin DOHC memiliki mekanisme dengan dua buah camshaft (noken as) untuk mesin inline (silinder segaris). Camshaft terletak di bagian atas katup. Satu camshaft mengatur katup masuk (intake valve) dan satu camshaft lainnya mengatur katup buang (exhaust valve). Sebagian mesin DOHC, khususnya keluaran terbaru sudah tidak membutuhkan rocker arm, sehingga camshaft langsung menggerakkan katup. Untuk mesin V (V6, V8, dst.) dibutuhkan empat buah camshaft. Mesin DOHC juga disebut sebagai Twin-Cam (twin camshaft / noken as ganda).

Mesin DOHC memiliki konstruksi yang lebih kompleks, sehingga membutuhkan waktu dan biaya produksi yang lebih besar. Dengan menggerakkan katup secara langsung dan hanya katup masuk dan katup buang saja, aliran BBM dan gas buang lebih banyak sehingga tenaga putaran atas lebih berisi namun cenderung kurang efisien.

Kelebihan DOHC:
- Aliran BBM dan gas buang lebih lancar
- Performa putaran lebih baik
- Satu camshaft hanya mengatur katup masuk saja dan katup buang saja, sehingga bukaan katup lebih optimal dan lebih mudah diatur.
Kekurangan DOHC:
- Konstruksi lebih kompleks sehingga membutuhkan waktu dan biaya produksi yang lebih mahal
- Putaran bawah berat karena harus menggerakkan dua camshaft
- Ukuran mesin lebih besar sehingga membutuhkan ruang lebih banyak
- Konsumsi BBM relatif kurang efisien
Single Overhead Camshaft (SOHC)
Mesin SOHC memiliki mekanisme dengan satu camshaft (noken as) untuk mesin inline (silinder segaris). Camshaft terletak di bagian atas katup. Satu camshaft mengatur katup masuk (intake valve) sekaligus mengatur katup buang (exhaust valve). Mesin SOHC membutuhkan rocker arm sebagai pelatuk yang digerakkan oleh camshaft untuk mengatur katup. Untuk mesin V (V6, V8, dst.) dibutuhkan dua buah camshaft.

Mesin SOHC memiliki konstruksi yang lebih sederhana dari DOHC dan membutuhkan waktu dan biaya produksi lebih rendah. Dengan hanya menggerakkan satu camshaft, performa SOHC di putaran bawah lebih baik dan lebih efisien dalam mengolah bahan bakar. Namun, satu camshaft yang menggerakkan katup masuk sekaligus katup buang membuat performa berat pada putaran atas.
Kelebihan SOHC:
- Performa putaran bawah lebih baik karena hanya menggerakkan satu camshaft
- Konsumsi BBM lebih efisien
- Konstruksi lebih sederhana dari DOHC sehingga biaya produksi lebih murah dan lebih mudah dalam hal reparasi
Kekurangan SOHC:
- Keterbatasan satu camshaft membuat putaran atas lebih berat
- Bukaan katup tidak optimal karena camshaft menggerakkan katup masuk sekaligus katup buang
- Kurang optimalnya bukaan katup membatasi masuknya BBM dan keluarnya gas buang ketika dibutuhkan
Overhead Valve (OHV)
Mesin OHV sedikit berbeda dari SOHC dan DOHC. Letak camshaft tidak langsung di atas katup, melainkan seringkali di engine block. Oleh karena itu, dibutuhkan komponen tambahan berupa pushrod untuk menghubungkan camshaft dan rocker arm. Jadi, camshaft tidak langsung menggerakkan rocker arm atau katup, melainkan disalurkan oleh pushrod. Mesin OHV juga disebut sebagai "Pushrod Engine".

Mesin OHV merupakan mekanisme yang paling sederhana meskipun dengan komponen tambahan berupa pushrod. Dengan dibutuhkannya pushrod, gerakkan camshaft tidak langsung menggerakkan katup, sehingga mesin OHV lebih sulit mengatur timing katup khususnya pada putaran atas. Namun, kesederhanaan konstruksinya membuat mesin OHV lebih tahan banting dan tangguh. Mesin ini sudah mulai ditinggalkan di Indonesia. Mungkin hanya Isuzu Panther yang masih melestarikan mesin OHV.
Kelebihan OHV:
- Konstruksi paling sederhana dibandingkan DOHC dan SOHC sehingga paling murah dan paling mudah diproduksi
- Robust (tangguh)
- Torsi besar
- Ukuran kecil sehingga menghemat ruang mesin
Kekurangan OHV:
- Keterbatasan meraih rpm tinggi karena sulitnya mengatur timing katup
- Sulitnya menggunakan katup ganda pada tiap silinder
- Konstruksi yang sederhana menyebabkan sulitnya mengaplikasikan sistem katup variabel (VVT, VVT-i, VTEC, dll)
Penyempurnaan
Dengan keterbatasan yang dimiliki SOHC dan DOHC, penyempurnaan diperlukan untuk menutup kekurangan masing-masing. Mesin SOHC pada mobil Honda menggunakan VTEC untuk menutup kekurangan pada putaran atas. Begitu juga dengan mesin DOHC pada mobil Toyota menggunakan VVT-i untuk menutup kekurangan pada putaran bawah dan meningkatkan efisiensi. VTEC dan VVT-i pada dasarnya adalah sama-sama sistem katup variabel untuk mengoptimalkan kinerja mesin.
Bagaimana dengan OHV? Keterbatasannya untuk meraih rpm tinggi, penggunaan katup ganda, dan sistem katup variabel membuat mesin OHV mulai ditinggalkan, khususnya di Indonesia. Penanaman turbocharger pada Isusu Panther pun tak banyak memberikan perubahan yang signifikan. Namun, di beberapa negara lain, mesin OHV masih dilestarikan, khususnya pada mobil-mobil American Muscle dengan mesin berkapasitas besar misalkan Ford Mustang dan Chevrolet Corvette.
-------------------------
Untuk Diskusi, Forum Jual Beli, dan Pertanyaan Lainnya, silakan kunjungi FORUM
No feedback yet
Form is loading...